Atmospheric Biomarkers, Teknik Baru Deteksi Adanya Kehidupan di Planet Lain
Planet dan bintang Katai Merah. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESO/L. Calçada |
Mendeteksi apakah suatu planet bisa mendukung kehidupan atau tidak adalah hal yang sangat sulit. Hal dikarenakan jarak planet yang diteliti sangat jauh sehingga pengamatan tidak begitu jelas. Salah satu pertanda suatu planet memiliki tanda-tanda kehidupan bisa dilihat dari atmosfernya. Adanya proses fotosintesis membuat Bumi kaya akan oksigen dan hal ini juga menyebabkan Bumi memiliki atmosfer yang tebal. Mikroba mengeluarkan metana dan nitrogen oksida ke atmosfer. Rumput laut menghasilkan gas klorometana. Bahan-bahan kimia ini jika ada dalam jumlah yang cukup maka termasuk dalam indikator / tanda-tanda kehidupan yang dikenal sebagai atmospheric biomarkers (biomarker atmosfer). Hal ini bisa menjadi salah satu kunci untuk mengetahui kondisi setiap planet apakah mendukung kehidupan atau tidak.
Penelitian yang telah dilakukan ilmuwan sampai saat ini belum berhasil menemukan tanda-tanda biomarker dalam atmosfer sebuah planet ekstrasurya. Karena jaraknya yang jauh maka penelitian pun menjadi samar, olehkarenanya diperlukan teleskop yang sangat sensitif. berdasarkan hal itu, maka ilmuwan berencana membuat teleskop baru yang super canggih dan sensitif yang bernama European Extremely Large Telescope. nantinya teleskop itu mampu mendeteksi biomarker dalam atmosfer sebuah planet ekstrasolar jauh.
"Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mendeteksi adanya tanda-tanda biomarker oleh teleskop masa depan," ucap Lee Grenfell selaku pemimpin proyek. Materi kimia pada atmosfer sebuah planet bisa mempengaruhi cahaya yang melewatinya, Cahaya tersebut akan menjadi petunjuk dari spektrum bintang. Dengan teknik ini astronom akan mampu mengumpulkan informasi tendang kondisim planet tersebut. Saat ini peneliti fikus untuk meneliti planet-planet ekstrasurya yang mengorbit bintang kerdil (katai) merah. Sebab planet yang mengorbit bintang katai merah sinyal biomarkernya bisa lebih mudah dideteksi. Dengan radiasi sinar ultravioler (UV) yang lemah maka ozon yang lemah akan diproduksi oleh atmosfer dan bisa dideteksi biomarkernya. Meneliti sebuah planet dengan tingkat UV yang tingi akan kesulitan karena panas akan menyamarkan keadaan biomarker.
Teknik ini memiliki sedikit kelemahan yakni ilmuwan tidak bisa dengan mudah membedakan darimana biomarker tersebut berasal apakah dari organisme biologi atau dari proses yang lain (non biologi). Namun dengan kelemahan itu, teknik ini salah satu yang bisa diandalkan untuk mendeteksi adanya kehidupan di planet lain.
"Untuk pertama kalinya kita mencapai sebuah titik dimana diskusi ilmiah dapat diterapkan untuk mengatasi pertanyaan yang dari dulu belum terjawab, yakni Apakah Kita Sendirian?," ucap Grenfell.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal planetary & Space Science 2013
0 komentar:
Posting Komentar