Komet
Apa yang terlintas dibenak anda ketika pertama kali mendengar kata “komet”? Kebanyakan orang akan berfikir bahwa komet merupakan benda luar angkasa bercahaya berekor yang melintas panjang di langit? Benarkah demikian? Lantas jika komet itu berekor, sebenarnya bagaimana susunan dari komet itu sendiri sehinga ia dapat menciptakan ekor dan juga dari mana sebenarnya asal mula komet tercipta? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita simak sejenak informasi mengenai komet berikut ini.
Selang saat proses terciptanya tatasurya
pada beberapa juta tahun yang lalu, komet terlahir pada jarak minimal
600 hingga 780 km dari matahari sebagai planetisimal-planetisimal kecil
yang banyak mengandung air dan senyawa volatile lainnya. Migrasi
planet-planet gas seperti Jupiter dan Saturnus
dari kawasan pembentukannya memaksa planetisimal-planetisimal kecil
itu turut bermigrasi dari tempat semula menuju dua lokasi yang dikenal
sebagai kawasan kuiper-edgeworth dan awan komet opik-oort. Perpindahan
besar-besaran planetesimal ini menuju kebagian tepi kawasan tatasurya
membuat planetisimal secara perlahan berubah menjadi bakal komet atau
kometisimal.
|
|
Komet sejatinya merupakan benda angkasa
yang tersusun atas materi-materi lemah seperti batuan, debu, es, dan gas
dingin. Komet sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu kepala
komet(Coma), Inti komet (nukleus), ekor gas dan ekor debu. Kepala komet
atau coma merupakan bagian komet yang tercipta dari gas dan butir-butir
debu silikat yang tersembur keluar dari inti komet sebagai aliran jet ke
luar angkasa dan membentuk atmosfer temporer dengan plasma gas hidrogen
sebagai lapisan terluarnya. Ukuran kepala komet sangat beragam
tergantung dari banyaknya gas yang membentuk atmosfer temporer dan ia
dapat berukuran mulai puluhan kali hingga ratusan kali ukuran inti
komet. Memasuki bagian inti komet, inti komet tersusun dari es, gas
dingin, dan debu. Bagian inti komet tidaklah sebesar ukuran inti-inti
pada planet-planet kerdil, melainkan panjangnya tidak lebih dari
hitungan kilometer kecuali komet Hale-Bop(40km) dan Chiron(90km). Saat
komet mendekat menuju matahari, inti komet akan memanas seiring
banyaknya jumlah hembusan angin matahari beserta radiasinya hingga
akhirnya seluruh partikel yang ada di tubuh komet perlahan menguap dan
tersembur membentuk koma dan ekor. Angin matahari dan radiasinya
menyebabkan koma semakin bertambah besar dan ekor komet bertambah
panjang seiring ia mendekat menuju titik perihelion.
Karena pengaruh tekanan dan angin matahari itulah yang menyebabkan ekor
komet menjauh ketika dia bergerak menuju matahari. Namun ketika komet
menjauhi matahari, bentuknya akan kembali seperti semula.
Berdasarkan periodenya, komet ada dua
jenis yaitu komet periode panjang (long-period comet) dan komet periode
pendek (short-period comet). Komet periode panjang adalah komet yang
mengorbit matahari dengan periode lebih dari 200 tahun. Komet tersebut
ada di wilayah dingin yang dikenal sebagai Awan Oort (Oort cloud).
Kawasan awan Oort ditemukan oleh astronom Belanda yang bernama Jan Oort,
pada tahun 1950 sehingga penamaan kawasan ini diberi nama sesuai dengan
penemunya, yaitu kawasan Oort atau kawasan Awan Oort. Kawasan Awan Oort
diperkirakan mengandung lebih dari 1 triliun benda dingin seperti
komet. Awan ini ada pada jarak antara 5.000 dan 100.000 AU (AU atau astronomical unit adalah satuan jarak dengan 1 AU
= jarak bumi-matahari = 150 juta kilometer). Komet-komet dari kawasan
awan Oort berukuran sangat besar, orbitnya lonjong, dan butuh waktu
ribuan tahun untuk mengorbit matahari, bahkan ada yang mencapai 30 juta
tahun lamanya. Menurut sejarah, komet-komet yang berasal dari sini hanya
pernah teramati satu kali dalam tata surya kita. Contoh komet periode
panjang adalah komet Hale-Bopp yang mengorbit matahari selama 4000
tahun.
Membahas jenis komet selanjutnya yaitu
komet periode pendek. Jika komet periode panjang berasal dari Awan Oort,
maka satu tahun kemudian, pada tahun 1951 seorang astronom bernama
Gerand Kuiper mengamati adanya piringan seperti sabuk di luar orbit
Neptunus yang didalamnya terdapat benda yang beku. Piringan tersebut
kemudian diberi nama Kuiper-belt atau kawasan Sabuk Kuiper (terkadang
juga disebut Edgeworth-Kuiper Belt objects dan transneptunian objects
atau TNOs) yang menjadi asal muasal komet periode pendek. Jaraknya jauh
lebih dekat dibandingkan Awan Oort yaitu sekitar 35 sampai 55 AU.
Dalam Sabuk Kuiper terdapat ratusan ribu benda menyerupai es dan
besarnya lebih dari 100 km dan diperkirakan terdapat triliunan
komet-komet periode pendek. Tidak hanya berisi komet, pada Sabuk Kuiper
juga terdapat planet kerdil. Beberapa planet kerdil yang terdapat dalam
Sabuk Kuiper memiliki bulan yang sangat kecil. Planet kerdil ini
memiliki atmosfer yang tipis sehingga bila menjauhi matahari
gravitasinya akan runtuh.
0 komentar:
Posting Komentar