Misteri Galaksi Raksasa di Awal Alam Semesta Akhirnya Terungkap
Perbandingan galaksi Bima Sakti saat ini dengan galaksi Ultracompact pada awal usia alam semesta.Walaupun galaksi Ultracompact terlihat sangat kecil, namun memiliki kepadatan bintang 10 kali lebih tinggi dari galaksi Bima Sakti. Image credit: NASA, European Space Agency, and S. Toft og A. Feild |
Telah lama menjadi pertanyaan para ilmuwan, bagaimana bisa di awal alam semesta terbentuk setelah Big Bang bisa muncul galaksi raksasa dengan ukuran yang sangat besar dan berisi miliaran bintang. Penelitian yang dilakukan di Niels Bohr Institute nampaknya mulai menemukan jawaban dari misteri itu.
Rata-rata sebuah galaksi raksasa seperti Bima Sakti membutuhkan waktu bermiliar-miliar tahun untuk tumbuh dan berkembang menjadi seperti sekarang ini. Namun anehnya ilmuwan menemukan galaksi raksasa yang muncul hanya 3 miliar tahun setelah dentuman Big Bang. Setelah dilakukan penelitian, ilmuwan mengatakan bahwa galaksi-galaksi tua raksasa itu mampu tumbuh begitu besar di awal usia alam semesta sebagai akibat dari penggabungan dengan galaksi-galaksi "tetangga" di sekitarnya sehingga menjadi lebih besar, ketika mereka bergabung lagi dengan galaksi lain, maka ukurannya menjadi lebih besar lagi. "Itulah mengapa sangat mengejutkan bahwa di awal usia alam semesta kita menemukan galaksi spiral dan galaksi elips yang besar. Yang mengejutkan lagi saat galaksi-galaksi itu masih berukuran kecil, mereka sudah memiliki begitu banyak bintang sehingga tingkat kepadatan bintang di dalamnya sangat tinggi mencapai 10 kali lipat," ungkap Sune Toft, ilmuwan dari Niels Bohr Institute.
Perkembangan galaksi elips dari masa ke masa. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA, European Space Agency, and S. Toft og A. Feild |
Galaksi elips berbeda dengan galaksi spiral. Pada galaksi spiral, pergerakan bintang dan gas berputar di sekitar pusat galaksi. Sedangkan pada galaksi elips, pergerakan bintang tidak menentu. Rata-rata galaksi raksasa di awal usia alam semesta merupakan galaksi yang "boros" bahan bakar. galaksi tersebut memiliki tingkat kelahiran bintang yang tinggi sehingga bahan untuk pembentukkan bintang juga cepat habis. galaksi yang memiliki kandungan gas yang banyak, setelah bergabung dengan galaksi lain gas tersbeut akan terdorong ke tengah dekat pusat galaksi kemudian dengan cepat terbentuk bintang-bintang baru sehingga begitu "boros". Setelah bahan pembentuk bintang seperti gas habis, maka galaksi itu berhenti membentuk bintang dan yang tersisa hanyalah bintang-bintang tua dan lama kelamaan galaksi itu akan mati.
Penemuan ini sangat membantu para astronom untuk lebih mendalami evolusi galaksi di awal alam semesta.
0 komentar:
Posting Komentar