Teori konspirasi pendaratan
Bulan atau sering disebut teori hoax
Bulan terbaik merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah mendarat di
Bulan. NASA dengan cerdik membuat foto dan rekaman pendaratan di
Bulan di sebuah studio di Nevada.
Asal Mula
|
Astronot Buzz Aldrin dan Neil Armstrong dalam pelatihan NASA dari tiruan Bulan
dan modul pendarat. Teori konspirasi mengatakan bahwa film dengan misi
dibuat menggunakan set mirip dengan tiruan saat pelatihan. Image credit:
NASA |
Pada tahun 1974, seseorang bernama Bill Kaysing menerbitkan sebuah buku
berjudul We Never Went to the Moon : America's Thirty Billion Dollar
Swindle. Isinya mengatakan bahwa Amerika telah memalsukan pendaratan di
Bulan. Hasil investigasinya didasarkan pada kejanggalan yang ada pada rekaman dan foto-foto yang dirilis oleh NASA.
Sejak itu, teori konspirasi pendaratan
Bulan
lahir. Beberapa buku ditulis setelah buku Kaysing, mengusulkan ide yang
sama. Setelah itu buku-buku atau situs yang membela pendaratan di
Bulan juga bermunculan. Namun, pembelaan itu tidak pernah dibahas sebanyak teori konspirasi.
Namun sesungguhnya teori-teori konspirasi yang tersebar di seluruh dunia
hanyalah akibat ulah Bill Kaysing. Dan entah mengapa situs dan blog
diseluruh dunia tidak pernah melirik jawaban-jawaban dari NASA atau
ilmuwan-ilmuwan independen yang membela pendaratan tersebut.
Radiasi sabuk Van Allen
Konon untuk mencapai
Bulan,
para astronot harus melintasi sabuk radiasi Van Allen yang hampir tidak
mungkin dilakukan. Sabuk itu terdiri dari partikel dan radiasi kosmik
yang tertangkap oleh medan magnetik bumi.
Menurut para pendukung teori konspirasi, tidak akan mungkin melintasi
sabuk radiasi itu. Namun data menunjukkan lain. NASA telah
memperhitungkan semuanya sebelum menerbangkan manusia ke
Bulan.
Mereka menginvestasikan waktu dan uang yang tidak sedikit untuk
meneliti risiko ini. Akhirnya mereka menyimpulkan bahwa radiasi itu
hanya membawa risiko minimal. Butuh waktu sekitar satu jam bagi Apollo
untuk melewati sabuk radiasi itu. Total dosis radiasi yang diterima para
astronot akibat radiasi itu ternyata hanya 1 rem. Seseorang dapat
mengalami sakit apabila mendapat dosis 100-200 rem dan kematian pada
dosis di atas 300 rem.
Lagipula sabuk itu terbentang di 40 derajat Latitude dan 20 derajat di
atas dan dibawah equator magnetik. Sedangkan Wahana yang membawa Apollo
hanya bergerak pada posisi 30 derajat. Jadi para astronot hanya
terekspose dengan radiasi minimal.
Bintang-bintang di angkasa
Pada foto-foto pendaratan di
Bulan, tidak terlihat adanya
bintang-bintang di langit yang menunjukkan bahwa foto tersebut palsu.
Ini dikarenakan para astronot tidak ke
Bulan untuk mengambil foto
bintang-bintang. Karena itu kamera disetel dengan eksposure yang pendek untuk menghindari gambar-gambar yang over ekspose. Permukaan
Bulan yang terang juga mengharuskan kamera disetel seperti itu. Dengan setelan seperti itu,
bintang-bintang tidak akan dapat tertangkap kamera dan permukaan
Bulan akan tertangkap dengan jelas.
Bayangan yang mengarah ke arah yang berbeda-beda
|
Edwin Aldrin pada saat menginjakkan kaki di Bulan pada misi Apollo 11. Image credit: NASA |
Pada beberapa foto pendaratan di
Bulan
menunjukkan arah bayangan yang tidak seragam. Ini menunjukkan adanya
lebih dari satu sumber pencahayaan seperti di sebuah studio. Sebab,
Matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di
Bulan. Seperti beberapa foto yang menunjukkan bayangan batu dan wahana Lunar Lander mengarah ke arah yang berbeda.
Hal ini dikarenakan bahwa permukaan
Bulan
ditutupi oleh kawah, batu-batuan dan gundukan-gundukan, bukan permukaan
yang rata. Karena itu cahaya yang menyentuh permukaan yang tidak rata
itu akan terlihat membelok ke segala arah, tergantung kondisi
permukaannya. Jika permukaannya naik, maka bayangan akan terlihat lebih
pendek, jika permukaannya menurun, maka bayangannya akan memanjang. Jika
kita memotretnya dari arah atas, tegak lurus, maka bayangannya akan
terlihat mengarah ke arah yang sama. Namun karena foto diambil bukan
dari atas, maka bayangannya akan terlihat menuju ke arah yang
berbeda-beda.
Jikalau NASA memalsukannya dengan membuat rekaman di studio yang
memiliki lebih dari satu sumber cahaya (lampu studio), maka bayangan
satu objek akan muncul lebih dari satu.
Jejak kaki Edwin Aldrin
|
Jejak kaki Edwin Aldrin. Image credit: NASA |
Edwin Aldrin meninggalkan jejak kaki yang begitu sempurna seakan-akan permukaan
Bulan memiliki debu tanah yang bercampur air. Apabila permukaan
Bulan kering, bagaimana mungkin Jejak itu terbentuk begitu sempurna, apalagi gravitasi
Bulan hanya 1/6 bumi. Bahkan manusia seberat 200 kg pun tidak akan dapat meninggalkan jejak seperti itu.
Debu
Bulan terdiri dari partikel-partikel yang terbentuk dari tabrakan-tabrakan dengan
asteroid
dan mikrometeorit. Setiap partikel membentuk debu yang memiliki
permukaan kasar dan bergerigi. Ini menyebabkan jejak kaki dapat
terbentuk dengan baik tanpa air. Lagipula, sebagian besar permukaan
Bulan
terdiri dari silika, materi unik yang dapat lengket satu sama lain dan
membentuk rantai molekular panjang. Di bumi, Jejak seperti itu tidak
dapat tercipta karena ada proses oksidasi, dimana oksigen akan segera
mengisi serpihan rantai molekular, namun di
Bulan, tidak ada oksigen sehingga jejak kaki yang sempurna dapat tercipta.
Mengenai berat dan gravitasi, memang berat di
Bulan
akan menjadi 1/6 berat di bumi. Tapi kita tahu bahwa massa selalu sama
dimanapun di seluruh jagad (Rumus Newton, weight = mass x gravity).
Inilah yang menyebabkan Aldrin dapat membuat jejak seperti itu.
Bendera yang berkibar
|
Gambar
animasi hasil gabungan dua foto, terlihat Aldrin dan arah pemotretan
berubah namun posisi bendera dan kerutannya sama. Itu artinya bendera
tidak berkibar. Image credit: NASA |
Fakta menunjukan bahwa tidak ada angin di
Bulan. Namun pada sebuah foto, benderanya dapat berkibar.
Sebetulnya itu adalah cara NASA agar dapat terlihat sebuah bendera
berkibar dari sebuah foto. Mereka menginginkan sebuah foto yang heroik
dengan bendera Amerika yang terlihat dengan jelas, jadi mereka memasang
sebuah pipa horizontal kecil di atas tiang. Hal ini menyebabkan tiang
bendera tersebut berbentuk huruf L terbalik. Bendera itu tertahan oleh
pipa horizontal dan kerutan pada bendera menciptakan efek berkibar.
Kawah yang diakibatkan oleh Wahana NASA
|
Apollo 16 Lunar Module ketika di Bulan. Image credit: NASA |
Lunar Lander dapat mengeluarkan tenaga hingga 10.000 pound pada saat
pendaratan dan keberangkatan. Namun, tidak ada kawah yang tercipta di
Bulan. Padahal tenaga sebesar itu akan cukup untuk membuat sebuah lubang, seperti helikopter yang mendarat di padang pasir.
Hal ini terjadi karena Aktifitas Lunar Lander kebanyakan terjadi sebelum pendaratan di
Bulan. Ribuan kaki di atas permukaan
Bulan,
Lunar Lander mengurangi kekuatan semburannya hingga hanya tinggal 3.000
pounds. Kekuatannya dikurangkan lagi ketika tinggal beberapa kaki di
atas permukaan
Bulan. Jadi kawah tidak mungkin terbentuk di permukaan
Bulan. Lagipula permukaan
Bulan
bukan hanya terdiri dari debu saja, melainkan materi-materi keras yang
disebut Lunar Regolith. Jadi tentu saja tidak akan ada kawah yang
terbentuk.
Latar Belakang yang sama
Terdapat dua video klip yang menunjukkan dua bukit sama persis. Padahal
NASA mengatakan bahwa dua klip itu diambil di dua lokasi yang berbeda.
Namun itu adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh pemercaya teori
konspirasi. Mereka mengambil klip tersebut dari film dokumenter yang
ditayangkan di TV. Film dokumenter tersebut ternyata menggunakan klip
yang salah. Kesalahan ini ditayangkan di TV dan klipnya diambil oleh
para pemercaya teori konspirasi.
Batu dengan huruf "C" di atasnya
Foto dari misi Apollo 16 menunjukkan sebuah batu dengan huruf "C" di atasnya yang menyimbolkan tanda properti studio.
|
Huruf C di batu Bulan. Image credit: wikipedia.org |
|
Foto asli batu, tidak ada huruf "C". Image credit: NASA |
Pertanyaan ini telah diselidiki dan dijawab oleh sebuah web yang menginvestigasi anomali
Bulan.
Huruf C itu adalah akibat sehelai rambut yang tersangkut di kertas
ketika foto itu diproses. Foto sama yang diproses berikutnya tidak
menunjukkan huruf itu. Para pemercaya teori konspirasi mengambil foto
ini dan menjadikannya senjata untuk menyerang NASA.
Crosshair yang menghilang di foto
|
Pembesaran
tahun 1998 dengan scan berkualitas rendah - crosshair baik dan bagian
dari strip merah memiliki "bleeded out". Image credit: wikipedia.org |
Pada beberapa foto, terlihat "crosshair" menghilang di belakang objek. Seakan-akan NASA memanipulasi foto tersebut.
|
Pembesaran dari 2004 lebih berkualitas scan - crosshair dan strip merah terlihat. Image credit: wikipedia.org |
Beberapa foto yang menunjukkan crosshair menghilang di belakang benda
dapat dijawab dengan mudah. Jawabannya adalah resolusi kamera.
Pencahayaan yang intens dengan resolusi kamera yang rendah menyebabkan
crosshair menghilang ketika menyentuh benda terang. Ini adalah gejala
umum dalam teknik fotografi. Foto NASA yang diproses dengan resolusi
tinggi, tentu saja crosshair-nya tidak menghilang.
Objek yang seharusnya terlihat gelap
|
Foto Buzz Aldrin melangkah keluar dari modul lunar. Image credit: NASA |
Pada beberapa foto, seperti seorang astronot yang turun dari Lunar
Lander, harusnya astronot itu tidak terlihat sama sekali karena tertutup
oleh Lunar Lander, namun foto tesebut malah menunjukkan detail yang
luar biasa jelas.
Ini dikarenakan permukaan
Bulan memantulkan cahaya dan cahaya ini memberikan penerangan tambahan terhadap objek. Diperkirakan permukaan
Bulan
merefleksi cahaya sebesar 340 lumens per kaki persegi. Ini ekivalen
dengan lampu pijar seterang 35 watt. Cahaya ini akan merefleksi kepada
hasil pemotretan.
Penjelasan lebih lanjut
|
Batu Bulan yang dibawa oleh Apollo 15 - lebih tua daripada batu di Bumi. Image credit: wikipedia.org |
Terdapat argumen-argumen lain yang mendukung kebenaran pendaratan di
Bulan. Misalnya, NASA tidak hanya sekali mengirimkan manusia ke
Bulan. NASA mengirim Apollo 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 menuju
Bulan.
Apollo 13 gagal mendarat namun berhasil pulang dengan selamat. Apabila
NASA memalsukan pendaratan Apollo 11, mengapa mereka harus mengirim misi
lagi hingga Apollo 17. Padahal setelah Apollo 11, ketertarikan manusia
terhadap
Bulan sudah berkurang jauh. Banyak orang yang percaya teori hoax
Bulan mengatakan mengapa setelah Neil Armstrong tidak ada lagi pendaratan ke
Bulan. Ini adalah pernyataan yang menyesatkan. Sesungguhnya Total astronot yang mendarat dan berjalan kaki di
Bulan ada 12 astronot (2 astronot untuk masing-masing Apollo). Setelah 1972 tidak ada lagi misi ke
Bulan karena Amerika mengalami beberapa kali resesi yang menyebabkan anggaran NASA dipotong oleh pemerintah Amerika.
Selain itu, para astronot membawa sampel batu
Bulan
seberat 382 kilogram dengan lebih dari 2.000 sampel yang terpisah.
Sampel-sampel itu saat ini diteliti oleh para ilmuwan diseluruh dunia.
Adalah mustahil NASA mampu membuat batu
Bulan tiruan mengingat batu
Bulan memiliki karakteristik unik dimana ia terbentuk di lingkungan tanpa oksigen. Hingga saat ini, hanya ada 25 sampel meteorit
Bulan
yang dimiliki (diluar 382 kg sampel yang dibawa pulang astronot). Dan
batu tersebut telah dibandingkan dan ternyata memiliki karakteristik
yang sama.
Pada saat peluncuran misi Apollo 11, ada sekitar 3.500 wartawan dari
seluruh dunia di Kennedy Space Center yang mengikuti proses peluncuran
hingga pendaratan di
Bulan hingga kembali ke bumi. Selain itu, lebih dari 400.000 karyawan bekerja pada proyek Apollo 11 hampir 10 tahun. (wikipedia.org)